top of page
Search

#LangkahKecilHariIni Menabung Dana Darurat

Writer's picture: Georgius ReynaldiGeorgius Reynaldi

Halo semuanya! Nama aku Rey. Saat ini aku bekerja sebagai karyawan di sebuah perusahaan finansial di Jakarta. Sebagai first jobber yang baru merasakan mendapatkan gaji, gak heran kalau banyak godaan yang menghampiri. Jiwa impulsif untuk beli ini dan itu yang selama ini idamkan langsung menggebu. Rasanya langsung ingin beli gadget baru, makan di restoran yang lagi viral, dan checkout keranjang di e-commerce setiap hari.


Ilustrasi Gaji Pertama
Ilustrasi Gaji Pertama

Gaji Pertama

Gaji pertama itu akhirnya habis dalam sekejap. Kalau diibaratkan mungkin seperti air keran yang mengalir deras dan tiba-tiba berhenti begitu saja. Kering. Ya, gaji pertamaku itu habis tak bersisa dalam sekejap. Nafsu konsumtif benar-benar mengambil alih semua keputusan finansialku. Setiap berhadapan dengan pilihan antara beli dan tidak, selalu diakhiri dengan beli. Lihat flash sale headset bluetooth, beli. Lihat makanan enak, beli. Lihat smartwatch yang keren, beli. Ya biasalah, sindrom OKB (Orang Kaya Baru).


Insiden Tak Terduga

Tiba-tiba, satu hari saat lagi jalan pulang dari minimarket aku jatuh tersandung. Apesnya saat tersandung itu aku lagi pegang hp di tangan. Layar hp berlawanan langsung dengan aspal jalanan. Layar hp ku pecah seperti jaring laba-laba. Hati langsung deg-degan karena cemas melihat retakannya yang memenuhi seluruh bagian layar. Ternyata benar saja, hp ku mati total dan tidak bisa menyala.


Di zaman yang serba online ini, mau tidak mau hp (smartphone) menjadi barang yang krusial. Smartphone jadi alat utama untuk berkomunikasi dengan keluarga, teman, dan rekan kerja. Smartphone juga jadi pemenuh kebutuhan transportasi. Mungkin terdengar lebay bagi sebagian orang tapi bagi aku yang sudah terbiasa bergantung pada aplikasi pesan ojek online. Aku sangat perlu Smartphone untuk bepergian dari satu tempat ke tempat lainnya. Tanpanya bepergian menjadi lebih ribet karena memakan lebih banyak waktu dan biaya.


Aku yang baru saja menghabiskan gaji pertama sampai tidak bersisa jadi panik diiringi rasa menyesal. Aku pun akhirnya pergi ke service center supaya hp nya kembali bisa nyala. Aku mengumpulkan sedikit tabungan yang ada dan meminjam sisanya kepada orang tua untuk biaya perbaikan hp itu. Untungnya setelah LCD nya diganti hp ku bisa berfungsi normal kembali. Siapa sangka insiden tak terduga itu akhirnya memakan biaya 1,3 juta.


Menyesal

Setelah insiden tersandung yang kalau dipikir-pikir akan selalu menimbulkan pertanyaan "Kok bisa ya?", aku merasa menyesal telah menghabiskan gaji dengan bar-bar dan mulai sadar untuk menabung dana darurat. Dana yang disiapkan untuk keadaan tak terduga. Walaupun kalau bisa sih jangan sampai kejadian yang aneh-aneh.


Aku mulai cari tahu cara untuk menabung dengan melihat post di akun Instagram serta video YouTube yang membahas keuangan. Setelah mempelajarinya, aku menyimpulkan kalau aku perlu melakukan budgeting. Dengan mengalokasikan gaji secara jelas maka seharusnya aku akan lebih mudah untuk mengontrol pengeluaran.


Budgeting

Namun, untuk melakukan budgeting yang ideal aku harus melihat catatan pengeluaran pada bulan sebelumnya. Langsung kepikiran deh betapa ribetnya harus catat ulang tiap transaksi di bulan sebelumnya. Tapi untungnya di Jenius ada fitur Moneytory.

Overview pada Moneytory
Overview berupa diagram lingkaran Income dan Expense
Highlights yang memberi info Highest Expense, Most Frequent Transaction, dan Most Frequent Transfer
Highlights yang memberi info Highest Expense, Most Frequent Transaction, dan Most Frequent Transfer
Expense Trend
Expense Trend yang bisa memberikan gambaran kapan kita sering melakukan pengeluaran


Disini aku bisa cek dengan mudah rincian transaksi mulai dari digunakan untuk apa, kapan, sampai dimana saja spending di bulan itu. Kerennya ringkasan transaksi disajikan dalam bentuk diagram lingkaran yang menggambarkan pengeluaran berdasarkan kategorinya. Di bagian bawahnya juga ada highlight yang menggambarkan tren pengeluaran jadi kita bisa langsung lihat pengeluaran terbesar dan tersering kita ada di kategori apa.


Fitur ini asli ngebantu banget buat aku yang mau mulai budgeting. Karena fitur Moneytory ini bisa secara mudah dan jelas kasih informasi ringkasan transaksi yang udah lewat. Aku pun memutuskan untuk membagi gaji menjadi beberapa pos pengeluaran. Aku coba bagi jadi 3 pos: 50% untuk kebutuhan sehari-hari (belanja dan bayar tagihan), 20% untuk lifestyle (hobi dan entertainment), dan 30% untuk nabung. Tentunya balik lagi ke tujuan awalnya, yaitu supaya bisa punya dana darurat.


Flexi Saver
Flexi Saver versi aku

Untuk menabung dana darurat dan alokasi pengeluarannya, aku pakai fitur Flexi Saver di Jenius. Uang yang ada di Saldo Aktif langsung aku pindah ke Tabungan Flexi Saver. Disini aku bisa kasih gambar dan nama tabungan nya sesuai dengan budgeting yang aku mau. Kerennya, selain membantu budgeting, tabungan Flexi Saver ini bisa kasih kita bunga setara deposito. Kita juga gak perlu khawatir karena uangnya bisa ditarik kapan aja gak kayak deposito di bank konvensional.


Dengan disimpan di tabungan terpisah kayak gini dan bukan ada di Saldo Aktif, aku jadi 'terpaksa' untuk berpikir dulu sebelum spending. Soalnya, setiap kali mau bayar aku harus pilih bayar dari budget yang mana dan langsung lihat sisa uang yang tersedia di kategori itu.


Ilustrasi Dana Darurat
Ilustrasi Dana Darurat

Dana Darurat

Selain cari tahu cara untuk menabung, aku juga cari referensi tentang berapa banyak sih uang yang perlu ditabung sebagai dana darurat yang ideal. Ternyata hasilnya, untuk orang yang masih single dan tidak punya tanggungan, kita setidaknya punya 6 kali pengeluaran bulanan. Setelah dihitung, jantung terasa seperti berhenti berdetak dan dunia berhenti berputar sejenak. Haha dasar penulis hiperbola. Ya, walaupun jumlahnya terlihat besar ternyata perhitungan itu punya alasan yang masuk akal.


Salah satu alasannya adalah untuk mempersiapkan yang terburuk, misalnya terkena PHK (Pemutusan Hubungan Kerja). Di tengah keadaan ekonomi yang tak menentu hal itu mungkin saja terjadi. Dengan menyiapkan dana darurat sebanyak 6 kali pengeluaran bulanan, kita sama saja dengan menyiapkan dana untuk bertahan hidup selama 6 bulan. Dengan begitu, kita tidak perlu khawatir dan pusing mencari pinjaman untuk bertahan hidup. Kemudian, waktu tersebut dapat digunakan untuk mencari pekerjaan lain.


Itulah sedikit cerita #LangkahKecilHariIni dalam menabung dana darurat versi aku. Semoga kamu yang baca bisa dapat inspirasi dan motivasi buat mulai langkah kecil hari ini nabung dana darurat juga ya!

 
 
 

Comments


Post: Blog2_Post

©2022 by Reynaldi. Proudly created with Wix.com

bottom of page